Pelanggan Rela Antre untuk Menikmati Opor Kapuan

Tampak depan warung sederhana Opor Kapuan Pak Pangat namun selalu ramai pengunjung.
Walaupun hanya warung sederhana dan terletak jauh dari pusat kota, Opor Kapuan Pak Pangat tak pernah sepi dari pengunjung. Jika melihat suasana ketika sampai di depan warung , tidak pernah terbersit kalau warung ini selalu ramai dan memiliki banyak pelanggan dari kelas atas. Hanya berada di sebuah rumah sederhana yang di ubah menjadi warung makan, tak mengurangi minat pelanggan untuk terus berdatangan.
Ya Alhamdulillah pelanggannya banyak mulai dari pejabat sampai masyarakat biasa. Ini saja saya lagi menyiapkan pesanan untuk Kapolres Blora," terang pemilik warung sembari memasak. Bahkan bila ingin menikmati opor ini, pembeli harus memesan terlebih dulu maksimal satu hari sebelumnya. “Kalau bisa biar nggak kehabisan paling tidak sehari sebelumnya sudah pesan dulu, itupun kadang banyak yang kecele,” ujarnya kembali saat di temui, Sabtu (24/10). Meskipun sudah pesan terlebih dahulu, para pembeli masih harus rela antre untuk mendapatkan tempat duduk. “Saya sudah pesan dulu dari kemarin dan tadi memang diniatin datang lebih awal, soalnya kalau sudah jam makan siang penuh terus," ujar Suratmi salah satu pelanggan. Benar saja, ketika saya datang rumah sederhana tersebut sudah penuh dengan para pelanggan yang tengah menikmati opor istimewa ini.

Suasana warung Opor Kapuan yang selalu ramai diserbu pelanggan.
Pangat tak pernah mematok jam kapan warung harus tutup karena ia membuka usaha di rumahnya sendiri. “Enaknya kalau dirumah sendiri bisa tutup kapan aja, tapi biasanya enggak sampai malam kadang jam 12 siang saja semua opor sudah habis terjual,” ungkap Pangat.
Selain rasa yang nikmat, para pelanggan mengaku pertama kali datang karena penasaran dengan warung yang ketika ingin makan harus memesan lebih dahulu sehari sebelumnya. “Awalnya penasaran, kok ada warung mesti pesan dulu sebelumnya. Seenak apa sih rasanya kok sampai laris banget, eh sekarang kok ketagihan terus jadi langganan," jelas Suratmi. Pangat mengakui promosi usahanya hanya dilakukan dari mulut ke mulut.  Merintis usaha ini diperlukan waktu 15 tahun untuk dapat laris seperti ini. “Dulu awal usaha dalam sehari paling cuma 2 ekor ayam saja, tapi sekarang malah kewalahan,” ujar istri Pangat sembari tersenyum. Memang setiap hari warung ini selalu kewalahan menerima pesanan baik untuk dikonsumsi langsung di tempat maupun untuk di bawa ke luar kota. Pangat menjamin opor miliknya tahan untuk dibawa ke luar kota meskipun berbahan baku santan. “Kalau dimasukkan freezer dulu bisa tahan sampai satu hari satu malam asal bawang gorengnya dipisah,” jelasnya.
Kemahsyuran Opor Kapuan Pak Pangat tidak hanya sampai di telinga warga lokal Blora bahkan sudah sampai ke ibukota. “Sudah banyak media yang meliput kesini, bahkan awal tahun lalu kami sekeluarga diboyong ke Jakarta karena ada pesanan dari petinggi Pertamina,” ungkap lelaki bertubuh subur ini. Dia berharap usahanya ini dapat terus berjalan dan menjadi kekayaan kuliner yang tak hanya mampu menyedot minat warga lokal tetapi juga warga asing. (Dyah)
Share on Google Plus

About redaksi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Post a Comment